Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta menyampaikan refleksi kinerja Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan selama 5 tahun memimpin Ibu Kota. Menurut PDIP, Anies hanya berhasil merealisasi 5 dari 23 janji kampanye.
“Lima dari 23. Ini statusnya berhasil atau nggak berhasil, nanti disimpulkan sendiri,” kata Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono DPRD DKI Jakarta, Jl Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Kamis (13/10/2022).
PDIP turut memaparkan sejumlah janji kampanye yang direalisasi ataupun tak mencapai target. Salah satu janji yang tak sesuai dengan target ialah realisasi naturalisasi hingga capaian pembangunan rumah DP Rp 0 hanya sebesar 2.332 unit dari target semula 232.214 atau hanya 1%.
Sedangkan janji kampanye yang berhasil direalisasi ialah perluasan manfaat KJP Plus yang menjangkau anak putus sekolah untuk program kejar paket. Kemudian, menjaga harga kebutuhan pangan di Ibu Kota.
“Penilaian kami pasti objektif. Tapi apa yang dikatakan kami betul-betul objektif? Nanti beliau yang menilai,” jelasnya.
Gembong juga menyoroti selama 5 tahun bekerja di Jakarta, Anies dinilai tak menjalani program-program yang sifatnya prioritas. Menurutnya, Anies hanya berfokus menyelesaikan program yang mengangkat nama baiknya.
“Yang jadi catatan fraksi yang tidak ada di sini, satu yang dikerjakan Pak Anies bukan program yang prioritas yang jadi kebutuhan rakyat Jakarta. Tapi justru program-program yang untuk mem-branding dia jadi prioritas utama,” ujarnya.
Sementara itu, anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PDIP, Ima Mahdiah, menjabarkan soal hanya 5 dari 23 janji Anies Baswedan yang berhasil terealisasi. Dia menyebutkan Fraksi PDIP juga mengundang pengamat untuk menyampaikan refleksi itu.
“Hari ini kami membuat acara refleksi 5 tahun Anies, kita mengundang pengamat tata kota dari politik dan bagian riset, dari 23 janji Anies, hanya 5 yang terealisasi,” ungkap Ima dalam acara yang sama.
Ima mengatakan salah satu program yang terealisasi adalah pemberian hibah kepada ormas-ormas. Ima menyoroti soal kampanye OK OCE dan membentuk 200 ribu wirausaha. Menurutnya program tersebut belum sepenuhnya terealisasi selama Anies menjabat.
“Tapi yang paling penting, seperti contohnya setiap kampanye mereka selalu menjanjikan OK OCE, membentuk 200 ribu wirausaha. Ini yang terealisasi hanya 6.000, di mana hanya 3 persennya saja,” ujar Ima.
Lalu, salah satu janji kampanye Anies rumah DP Rp 0, kata Ima, juga tidak terealisasi sepenuhnya. Selain itu, kata dia, janji normalisasi sama sekali tidak jalan alias nol persen.
“Juga seperti DP 0 persen yang selalu digemborkan tidak terealisasi, dan yang paling rumit adalah soal normalisasi yang jadi masalah adalah normalisasi banjir, kemacetan, dan juga sampah yang sama sekali 0 persen tidak dijalankan Anies,” tuturnya
Berikut ini rincian 23 janji kampanye Anies Baswedan yang dibeberkan PDIP:
1. Memperluas manfaat KJP menjadi KJP Plus pengguna usia 6-21 tahun untuk kelompok belajar paket A, B, C, madrasah, pondok pesantren, kursus, dan bantuan tunai untuk keluarga tidak mampu
- Realisasi: KPJ Plus menjangkau anak putus sekolah bisa digunakan untuk program kejar paket. Namun belum ke madrasah atau sekolah di bawah Kementerian Agama.
2. Menjaga harga kebutuhan pangan di Jakarta dengan mengendalikan inflasi
- Realisasi: inflasi relatif terjaga di level 2,4% selama periode 2018-2021
3. Mengintegrasikan transportasi di DKI Jakarta
- Realisasi: Anies sudah mengintegrasikan transportasi di Jakarta dengan satu harga JakLingko, namun mengorbankan pelayanan, terutama di TransJakarta, yang menyebabkan menumpuknya penumpang di halte-halte TransJakarta.
4. Menyelenggarakan berbagai kesenian Jakarta sepanjang tahun
- Pemprov rutin menggelar festival kesenian sejak 2018.
5. Meningkatkan bantuan hibah untuk lembaga keagamaan dan Orman
- Hibah Rp 352 miliar untuk 131 ormas keagamaan dan tempat ibadah tahun 2022.
Tidak mencapai target:
6. Memperluas manfaat KJS jadi KS Plus serta penambahan manfaat untuk para guru ngaji, pengajar sekolah minggu, penjaga rumah ibadah, khatib, penceramah, dan pemuka agama
- Realisasi: KJS untuk guru ngaji atau guru sekolah minggu hanya sebatas wacana janji kampanye.
7. Membuka 200 ribu wirausahawan baru (OK OCE) selama lima tahun
- Realisasi: hanya sebanyak 6.000 Jakpreneur (OK OCE) yang mendapat modal atau sebanyak 3% dari total 331.876 calon wirausahawan yang mendaftar di Jakpreneur.
8. Mengurangi angka pengangguran di Jakarta melalui Pendidikan Kejuruan
- Realisasi: rata-rata 2012-2017 sebanyak 7,51% sedangkan rata-rata 2018-2021 sebanyak 7,97%.
9. Menghentikan reklamasi Teluk Jakarta
- realisasi: tahun 2020 Anies memberikan izin reklamasi kepada PT Pembangunan Jaya Ancol seluas lebih kurang 150 hektare untuk perluasan kawasan rekreasi Ancol dan Dunia Fantasi (Dufan). Tahun 2022, Anies keluarkan Pergub Nomor 31 Tahun 2022 tentang RDTR yang mengarahkan kawasan reklamasi Pulau G menjadi kawasan permukiman.
10. Membuat pemerintahan yang transparan dengan konsep smart city
- Realisasi: menutup akses e-budgeting sehingga masyarakat tak dapat memantau APBD hingga ke satuan terkecil.
11. Menghentikan praktik penyelewengan di dalam birokrasi
- Realisasi: terjadi korupsi Rp 152 M di kegiatan pengadaan lahan DP Rp 0 dan juga penyelenggaraan Formula E yang tidak transparan.
12. Menanggulangi banjir, kemacetan, dan pembangunan ITF
- Realisasi: Normalisasi sungai 0%, naturalisasi sungai 0%, pembangunan LRT 0%, pembangunan ITF 0%.
13. Memberikan akses cuti bagi suami yang istrinya hamil dan membangun day care yang profesional
- Realisasi: hanya ada tiga tempat penitipan anak (TPA) negeri di Balai Kota, Kantor Wali Kota Jakarta Barat, dan Wali Kota Jakarta Utara. Hanya ada peraturan cuti melahirkan untuk ASN Provinsi DKI Jakarta, itu pun cuti tanpa tanggungan.
14. Memberikan kredit usaha bagi kaum perempuan
- Realisasi: tidak ada program kredit untuk perempuan yang diwujudkan.
15. Memberikan perlindungan bagi perempuan dan anak
- Realisasi: dari janji 267 rumah aman, hanya 4 yang terbangun hingga 2022.
16. Mengurangi kesenjangan di Ibu Kota
- Realisasi: indeks Gini ratio di Jakarta pada September 2017 sebesar 0,409. Sedangkan pada September 2022 sebesar 0,411 artinya kesenjangan di Ibu Kota makin meningkat.
17. Mengaktifkan komunitas di Jakarta serta membangun 175 science park dan taman-taman lainnya
- Realisasi: 0% pembangunan science park yang dalam 5 tahun ini. Dari 261 taman yang janji dibangun, hanya 100 taman yang terbangun.
18. Membangun Museum Betawi dan menjadikan Jakarta sebagai pusat kebangkitan film nasional melalui sinergi dengan semua pemangku kepentingan dalam kerja kreatif sinematografi dan industri film
- Realisasi: tidak ada museum kebudayaan Betawi di taman Benyamin Sueb.
19. Menurunkan tingkat polusi Jakarta dan memperbaiki kinerja PPSU
- Pada Juli 2022, DKI Jakarta menempati urutan kedua di dunia dengan kualitas udara tercemat
20. Meningkatkan layanan air bersih Jakarta
- Realisasi: hingga 2019, cakupan air bersih hanya bertambah 63,16% (tidak mencapai target). Hingga 2022, target tidak berubah, tetap sebesar 64%. SPAM tidak terbangun sama sekali alias 0%.
21. Meningkatkan pelayanan kesehatan di Jakarta
- Realisasi: dalam kurun 2 tahun pada 2019-2020, Anies hanya membangun 1 puskesmas kelurahan.
- Ada 15 kelurahan di DKI yang belum memiliki puskesmas, yakni Kelurahan Duri Selatan, Jembatan Lima, karanganyar, Tangki, Gambir, Gunung Sahari Selatan, Cikini, Senen, Glodok, Gondangdia, Kebon Kacang, Kemayoran, Cipedak, Karet Semanggi, dan Kebayoran Lama Selatan.
22. Pembangunan Kampung Sususn, Kampung Deret, dan Rumah Susun yang melibatkan pengembang kelas menengah
- Realisasi: Kontraktor Kampung Susun Bayam adalah PT PP. Sedangkan Kampung Akuarium dibangun oleh PT Nusa Konstruksi Enjiniring. Keduanya adalah perusahaan besar, bukan menengah.
23. Membangun tempat-tempat wisata yang inklusif
- Realisasi: tidak ada tempat wisata baru yang dibangun. Hanya beberapa spot Instragramable yang dibangun, terutama di Sudirman-Thamrin. [Detik.com]
Sumber: Detik.com