TEMPO.CO, Jakarta – Nama Ima Mahdiah saat ini tengah marak diperbincangkan di masyarakat. Politikus asal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini menjadi perbincangan setelah aksinya membeberkan sejumlah anggaran janggal dalam rancangan APBD DKI 2020.
Tanpa disangka, tugas kuliah tahun 2010 itu yang membawa wanita berdarah Betawi itu berkenalan dengan Basuki Tjahja Purnama atau Ahok. Saat itu, belum banyak masyarakat yang mengetahui kiprah politik putra Belitung Timur itu, sebab Ahok masih menjabat sebagai Anggota Komisi Pemerintahan DPR RI dari Fraksi Golkar
– Menjadi Staf Ahok
Setelah mengirimkan surat permohonan dan pesan singkat kepada Ahok untuk mengikuti kesehariannya, Ima dan teman satu kelompoknya segera mendapat respon dari Ahok. Dalam sebuah pesan singkat, Ahok menyetujui permohonan gadis kelahiran 22 Juni 1991 itu.
Sekitar satu tahun, Ima dan temannya mengikuti keseharian Ahok dalam berpolitik. Hingga pada 2011, Ahok berencana maju dalam Pilkada DKI 2012 dan mengajak Ima menjadi salah satu tim suksesnya.
Saat itu, Ima mengumpulkan banyak foto kopi KTP agar Ahok bisa maju dalam Pilkada DKI melalui jalur independen. Namun, rencana tersebut rupanya berubah sebab Ahok bergabung bersama Joko Widodo atau Jokowi.
Hingga saat Ahok dan Jokowi terpilih, Ima diminta kembali menjadi salah satu stafnya. Hubungan kerja mereka terus berlangsung hingga Ahok naik jabatan menjadi Gubernur DKI Jakarta dan lengser pada 2017.
– Tetap Setia Meski Ahok Dipenjara
Kesetiaan Ima terhadap bosnya mulai teruji saat Ahok masuk penjara karena tersandung kasus penistaan agama. Saat Ahok di dalam jeruji besi, Ima tetap berkarya dan rajin mengunjungi Ahok di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok.
Hingga pada 16 Agustus 2018, bersama putra Ahok, Sean Nicholas dan Tim BTP, Ima meluncurkan sebuah buku berjudul Kebijakan Ahok. Buku tersebut berisi kumpulan kebijakan Ahok saat menjadi gubernur dan ditulis oleh Ima serta tim.
“Dengan buku ini, Pak Ahok ingin semua orang baik kepala daerah, calon anggota dewan, dan orang awam yang mau tau apa saja kebijakan Ahok,” kata Ima.
– Terpilih menjadi anggota DPRD DKI Jakarta 2019 – 2024
Pada pemilihan legislatif 2019, Ima memutuskan maju dalam kontestasi politik tersebut. Berbekal pengalamannya terjun di dunia politik bersama Ahok, Ima memberanikan diri mendaftar sebagai caleg di DPRD DKI Jakarta.
Hingga akhirnya ia terpilih dan dilantik pada Agustus 2019. Setelah menjadi anggota Dewan, Ima mengaku akan menerapkan nilai-nilai yang pernah Ahok ajarkan.
Hal itu terlihat saat mulai menjabat, Ima menolak pengadaan pin emas untuk anggota dewan. Ia menjual pin tersebut dan uangnya disumbangkan untuk masyarakat.
Yang paling terbaru, Ima baru saja membongkar 27 kejanggalan dalam Rancangan Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) 2020. Nilai anggaran janggal tersebut mulai dari belasan hingga ratusan miliar dan diusulkan seluruhnya oleh Dinas Pendidikan DKI Jakarta. “Temuan ini sumbernya di dokumen yang sudah direvisi dan terbaru. Yang total anggarannya Rp 89 triliun,” kata Ima.